Hubungan Linguistik dan Sosioligi


Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya. Ilmu ini adalah studi kontekstual tentang perbedaan penggunaan bahasa manusia dalam komunikasi alam. Perbedaan dalam penelitian ini merupakan masalah utama yang menyebabkan atau disebabkan oleh perbedaan aspek sosial dan budaya masyarakat. Penciptaan sosiolinguistik adalah hasil dari perdebatan panjang dan sulit antara generasi dan arus yang berbeda. Puncak kekesalan terhadap orang-orang yang kemudian dikenal sebagai sosiolinguis itu terjadi ketika aliran transformatif yang dibuka oleh Chomsky tidak memperhitungkan realitas sosial masyarakat yang heterogen. Menurut Chomsky dan para pengikutnya, heterogenitas memanifestasikan dirinya dalam status perkawinan, usia, jenis kelamin, dan asal yang berbeda.

Ras, pendidikan, dll. dianggap faktor signifikan yang mempengaruhi pilihan bahasa. Berdasarkan model ini, sosiolinguistik berkembang menjadi kajian yang meyakini bahwa bahasa tidak dapat dijelaskan secara memadai tanpa melibatkan aspek-aspek sosial yang melekat pada masyarakat, yaitu perkembangan masyarakat pasti akan mempengaruhi semua bidang kehidupan melalui bahasa yang mereka gunakan sehari-hari.
Fungsi bahasa dalam kehidupan masyarakat dapat diartikan sebagai alat komunikasi lisan yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi.

Namun, fungsi bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi. Bagi sosiolinguis, konsep bahasa adalah alat yang fungsinya untuk menyampaikan gagasan, dengan cara yang sangat sempit. Chaer (2004:15) menyatakan bahwa fungsi dari masalah sosiolinguistik adalah berhubungan dengan pembicara, pendengar, tema, simbol dan pesan verbal. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa ciri-ciri bahasa akan berbeda dari sudut pandang lain sebagaimana disebutkan di atas.

Penjelasan ciri-ciri linguistik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penampilan pembicara
Dari sudut pandang pembicara, bahasa beroperasi dengan cara terselubung atau tersembunyi. Artinya, penutur mengungkapkan sikapnya terhadap apa yang diucapkannya, tidak hanya dengan mengungkapkan sikapnya melalui bahasa, tetapi dengan menunjukkan sikap itu dalam tuturannya, baik dalam keadaan marah, sedih, maupun gembira.

2. Sudut pandang pendengar
Dari sudut pandang pendengar, bahasa melakukan fungsi korektif, yaitu mengatur perilaku pendengar. Dalam hal ini, bahasa tidak hanya memaksa pendengar untuk melakukan sesuatu, tetapi juga melakukannya sesuai dengan keinginan penutur.

3. Relatif
Dari sudut pandang subjek, bahasa memiliki fungsi referensial. Dalam hal ini, bahasa berfungsi sebagai alat untuk membicarakan hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar penutur atau yang ada dalam keseluruhan budaya.

4. Sisi kode
Ditinjau dari segi kode, bahasa berfungsi sebagai bahasa metalurgi atau metalurgi, yaitu bahasa digunakan untuk berbicara tentang bahasa, misalnya untuk mengajarkan gramatika atau gramatika suatu bahasa yang diungkapkan melalui bahasa. .

5. Berdasarkan negara bagian
Dilihat dari pesan yang disampaikan, bahasa menjalankan fungsi simbolik, yaitu bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (nyata atau imajiner/imajiner).
Dari sudut pandang ini kita dapat menyimpulkan fungsi bahasa. Fungsi bahasa dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu penutur, pendengar, objek, kode, dan pesan.


Fitur umum dari suatu bahasa adalah kehadiran pengguna atau penelepon. Hal ini menyebabkan bahasa memiliki sifat arbitrer dan tradisional, artinya persepsi bahasa yang berbeda pada setiap masyarakat menyebabkan perbedaan bahasa. Kami akan membahas perbedaan linguistik ini dalam hubungan antara linguistik dan sosiologi. Dalam uraiannya, sosiologi akan menganalisis masalah hubungan perbedaan linguistik ditinjau dari perilaku manusia, sedangkan linguistik akan menganalisis perbedaan linguistik tersebut ditinjau dari aspek linguistik.

Variasi bahasa terjadi karena adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat berbeda dan karena heterogenitas penutur. Ketika datang ke perbedaan bahasa, ada dua sudut pandang. Pertama-tama, keragaman ini dilihat sebagai akibat dari keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Oleh karena itu, perbedaan linguistik muncul dari keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, sudah banyak bahasa yang dijadikan sebagai media interaksi dalam banyak kegiatan sosial. Kedua pandangan tersebut dapat diterima atau ditolak. Jelas bahwa perbedaan linguistik dapat diklasifikasikan menurut keberadaan keragaman sosial dan fungsi berfungsi dalam komunitas sosial. Namun, Holliday membedakan variabel linguistik menurut pengguna (Basque) dan penggunaan (kasus).

Nanti kita akan membahas perbedaan linguistik tersebut, dimulai dari sudut pandang penutur atau penggunanya.

1. Keragaman pembicara
Pertama, idiom adalah variasi bahasa individu. Setiap orang memiliki kebodohannya. Istilah ini mengacu pada "warna" suara, pilihan kata, gaya bicara, struktur kalimat, dll. Dan warna suara yang paling umum, kita bisa mengenali suara orang yang kita kenal dengan cara mendengar suaranya. Bahkan bisa secara tertulis, tetapi sulit untuk mengatakannya.
Kedua, dialek, yaitu versi bahasa sekelompok penutur yang terkait di suatu tempat atau wilayah tertentu. Dialektologi adalah bidang yang mempelajari perbedaan antara bahasa.
Ketiga, dialek temporal, yaitu jenis bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada waktu tertentu. Misalnya variasi bahasa Indonesia dari tahun 1930-an, 50-an atau sekarang.
Keempat, dialek sosial atau sosial, yaitu perbedaan linguistik yang berkaitan dengan prestise, kelas, dan kelas sosial penutur. Dalam sosiolinguistik, perbedaan ini mengacu pada semua hal pribadi penutur, seperti usia, pendidikan, kondisi sosial ekonomi, profesi, jenis kelamin, dan lain-lain. Prochem


Opsi ketentuan penggunaan
Perbedaan linguistik antara pengguna, pengguna, atau fungsi disebut fungsi, kelas, atau register. Pilihan ini biasanya didiskusikan dalam hal ruang lingkup, gaya atau tingkat formalitas dan penggunaan. Pembedaan bahasa menurut daerah pemakaiannya berkaitan dengan tujuan atau bidang pemakaian bahasa itu. Misalnya bidang sastra, jurnalistik, pertanian, militer, galangan kapal, pendidikan, dll.


Perbedaannya formal
Menurut Martin José, variasi linguistik terbagi menjadi lima jenis modalitas (interval), yaitu jenis beku; pangkat perwira (perwira); diversifikasi usaha (konsultasi); variasi acak (gila); Variasi intim.
Varietas beku adalah jenis bahasa yang lebih formal dan digunakan dalam situasi formal dan upacara resmi. Misalnya dalam khotbah, anggaran dasar, akta notaris, sumpah, dll.
Variasi formal adalah jenis bahasa yang digunakan dalam pidato kenegaraan, pertemuan resmi, konferensi, buku teks, dll.
Variasi bisnis adalah jenis bahasa yang sering digunakan di sekolah, rapat, atau percakapan yang berfokus pada hasil atau produksi. Bentuk ragam ini terletak di antara ragam formal dan ragam santai atau santai.
Gaya kasual dalam situasi informal saat istirahat, olahraga, bersantai, dll. itu adalah jenis bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga atau teman. Varietas ini menggunakan ucapan yang sangat ceria, yaitu singkat.
Variasi yang akrab adalah jenis bahasa yang digunakan penutur dalam hubungan yang sudah akrab, seperti antara anggota keluarga atau teman dekat. Ragam ini menggunakan bahasa yang tidak lengkap dengan ungkapan yang membingungkan.

Dari penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hubungan antara sosiologi dan linguistik memiliki peran yang saling melengkapi. Di satu sisi, linguistik diperlukan untuk menganalisis perkembangan tuturan dalam masyarakat, dan di sisi lain, sosiologi merupakan berbagai fenomena dalam kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan linguistik. Oleh karena itu, cabang sosiolinguistik muncul untuk mempelajari masalah ini.

0 Response to "Hubungan Linguistik dan Sosioligi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel