Kontak Bahasa = Penyerapan Bahasa
Pengarang : Hendry HR
Bahasa lisan tampaknya tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Setiap komunitas yang menggunakan bahasa memiliki konvensi tentang bahasa tersebut, seperti tata bahasa, struktur, dan kosa kata. Secara umum, konvensi tata bahasa dan kosa kata masih mampu memuat semua ide, konsep, dan pemikiran pengguna sampai batas tertentu. Namun, pada suatu saat akan diperlukan piagam baru yang memperkaya dan melengkapi piagam sebelumnya, yaitu ketika Perjanjian Lama tidak cukup untuk menampung konsep, ide, dan konsep yang ada.
Ketika saatnya tiba, komunitas linguistik yang terlibat biasanya bergantung pada persetujuan orang yang menggunakan bahasa lain. Proses kreatif terjadi dalam komunitas linguistik, yang disebut sebagai peminjaman unsur-unsur linguistik dari bahasa lain. Dengan demikian, pemerolehan/penyerapan menjadi salah satu faktor dalam perkembangan bahasa.
Proses pembelajaran harus dimulai dengan komunikasi antar bahasa. Komunikasi linguistik juga mencakup komunikasi dalam komunitas bahasa. Fenomena friksi antara Arab dan Indonesia, misalnya, adalah asal muasalnya
Komunikasi antara dua bahasa. Perolehan kosakata dalam bahasa asing: Bukti komunikasi antara bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa tersebut dalam bahasa Inggris, Arab, Belanda, dan bahasa Indonesia lainnya.
Komunikasi antar negara tidak bisa dihindari saat ini. Tidak ada bangsa yang dapat membebaskan diri dari kontak dengan dunia luar. Hasilnya adalah satu bahasa tanpa koneksi ke bahasa lain. Bahasa yang tidak berinteraksi dengan bahasa lain lambat laun menjadi bahasa mati, bahasa yang tidak ada lagi penuturnya.
Dalam berkomunikasi, kedua bahasa tersebut akan saling mempengaruhi. Kontak linguistik yang terjadi antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah menyebabkan terjadinya proses saling pengaruh antara bahasa Indonesia dengan bahasa daerah. Akibatnya, sebagian kosakata bahasa Indonesia berasimilasi ke dalam bahasa daerah, dan sebagian kosakata bahasa daerah juga berasimilasi ke dalam bahasa Indonesia.
Dimasukkannya kata-kata dari bahasa lain ke dalam satu bahasa atau bahasa lain dapat didasarkan pada kondisi objektif, dan dapat juga didasarkan pada kondisi subjektif. Pemahaman berdasarkan istilah objektif, seperti pemerolehan bahasa karena kosa kata yang tidak memadai dalam satu bahasa membutuhkan penguasaan kosa kata dari bahasa lain. Eksploitasi berbasis kasus subyektif, di sisi lain, adalah eksploitasi oleh anggota komunitas yang berbicara bahasa tertentu dan lebih bangga menggunakan kosa kata di luar bahasa mereka sendiri.
Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang terkucil. Inilah sebabnya mengapa orang Indonesia berkomunikasi dengan orang lain. Memang, sepanjang sejarah tidak dapat disangkal bahwa beberapa kontak yang terjadi antara bangsa Indonesia dengan dunia luar telah didehumanisasi oleh imperialisme. Bagaimana pun kontak itu berlangsung, komunikasi antara bangsa Indonesia dengan bangsa lain selalu dapat bermanfaat bagi perkembangan bangsa dan bahasa Indonesia. Kami menemukan bahwa penjajahan Belanda atas tanah Indonesia menyebabkan perkembangan bahasa Indonesia yang sangat positif. Kita tidak bisa menutup mata terhadap pengaruh positif Belanda di Indonesia. Bahkan, kosa kata yang dipinjam dari bahasa Belanda ditemukan pada kosa kata bahasa Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan bahasa Inggris dan Arab.
Dengan demikian, dalam perkembangannya, bahasa Indonesia telah menyerap ribuan kata baik dari bahasa lokal maupun bahasa asing. Ribuan kata masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui proses asimilasi ini, mengubah bahasa Indonesia dari bentuk aslinya. Bahkan, bahasa Indonesia tidak lagi sama dengan bahasa Melayu asalnya.
Misalnya, bahasa Indonesia yang digunakan sehari-hari dalam berbagai kesempatan dan situasi praktis yang berbeda berbeda dengan bahasa Melayu, meskipun kedua bahasa tersebut merupakan turunan dari bahasa Melayu. Perbedaan itu antara lain karena perbedaan pengaruh luar yang diterima, termasuk kata pinjaman dari bahasa lain. Hal yang sama berlaku untuk bahasa Brunei Darussalam. Bahasanya agak berbeda, bahasa Indonesia dan bahasa Melayu.
Referensi liberal
Rangkuman Kursus Bahasa Pelengkap, Universitas Normal Indonesia
Badudu, JS 1989. Inilah Indonesia yang sebenarnya. Jakarta: PT. orang desa
Shire, Abdel. 1980. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar Pengantar.Jakarta: Rineka Cipta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3 Balai Pustak.
www.wikipedia.com
Panduan umum lanjutan untuk bahasa Indonesia
Disiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Seksi D-II, Proyek Pembangunan Setara Guru, 1997/1998.
Dr Mamour Saadi, MPD
Yang Mulia Dr. Idris Soriana K. w
Dr.Eddie Sabardi
0 Response to "Kontak Bahasa = Penyerapan Bahasa"
Posting Komentar