Puisi Langgeng
Vem dan sepasang mata
: Fem
SAYA
Izinkan saya menulis puisi di batu nisan dengan mata Anda: Vem(1).
II.
Mungkin kesedihan itu seperti pintu emas yang panjang dan dingin,
Saya minta maaf. itu kamu jika kamu melarikan diri dari pandanganku
Matamu terjebak dengan embun abu-abu
Lalu garis tanganku di lampu mati tak mau tahu: matamu.
P
AKU AKU AKU.
Sangyang hanyalah kebahagiaan yang membunuh takdirku,
Sungguh, keberuntunganku. Itu bukan Vem.
Bukan matamu seperti cahaya di Lexinton Avenue (1)
kosong
ATAU
Fess ditempati (2).
Izinkan saya sekarang. Aku pinjam sepasang matamu, aku ingin mabuk dengan segelas wiski bersama pasanganmu.
London, 2008
_________________________
(1) Sebuah jalan utama di New York, Amerika
(2) Sebuah jalan di Bloomington, Amerika
: Fem
SAYA
II.
Mungkin kesedihan itu seperti pintu emas yang panjang dan dingin,
Saya minta maaf. itu kamu jika kamu melarikan diri dari pandanganku
Matamu terjebak dengan embun abu-abu
Lalu garis tanganku di lampu mati tak mau tahu: matamu.
P
Sangyang hanyalah kebahagiaan yang membunuh takdirku,
Sungguh, keberuntunganku. Itu bukan Vem.
Bukan matamu seperti cahaya di Lexinton Avenue (1)
kosong
ATAU
Fess ditempati (2).
Izinkan saya sekarang. Aku pinjam sepasang matamu, aku ingin mabuk dengan segelas wiski bersama pasanganmu.
London, 2008
_________________________
(1) Sebuah jalan utama di New York, Amerika
(2) Sebuah jalan di Bloomington, Amerika
0 Response to "Puisi Langgeng"
Posting Komentar