Hanya Opini Hendri "Merokok Apaan Nihh???
Meski semua orang tahu bahaya merokok, merokok tidak pernah mereda dan sebagian orang masih menganggap itu perilaku yang bisa ditoleransi. bahkan bagi sebagian orang, merokok merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari aspek kehidupan lainnya. Anda melihatnya dalam kehidupan sehari-hari: di rumah, di kantor, di angkutan umum, di jalan. Hampir setiap momen bisa dilihat
dan menemukan orang merokok.
Sebuah program televisi mengatakan bahwa seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun mulai merokok, yang tentunya sangat ironis, namun secara umum diketahui ada seseorang yang merokok dengan tenang di samping ibu yang menggendong anaknya, atau bahkan orang tersebut. dia mengeluarkan asap rokok dan diabaikan oleh sebagian besar orang di sekitarnya.
Kerusakan kesehatan akibat merokok sangat besar, namun sayangnya masih banyak orang yang memilih untuk menggunakannya. Kompas mengklaim bahwa ada 400 bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan setiap harinya. Dua di antaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen dari tembakau yang dibakar dapat menyebabkan kanker. Sebatang rokok pada awalnya mengandung 6 hingga 20 mg nikotin, dan meskipun dibutuhkan 15 detik untuk jumlah kecil ini mencapai sistem saraf setelah dinyalakan, hanya 25% nikotin yang masuk ke aliran darah.
Efek merokok menyebabkan depresi ringan, mengubah kognisi, emosi, pikiran, perilaku, dan fungsi psikomotorik. Dibandingkan dengan zat adiktif lainnya, efek rokok sangat kecil, sehingga kecanduan tembakau dianggap tidak berbahaya.
Menurut Silvan Tomsky dalam bukunya “Theoretical Management of Influence”, perokok berat adalah mereka yang merokok lebih dari 31 batang sehari dan merokok setiap lima menit setelah bangun pagi. Perokok merokok 21 hingga 31 batang sehari dengan jeda 6 hingga 30 menit setelah bangun tidur di pagi hari. Perokok sedang mengonsumsi 11 hingga 21 batang sehari setelah bangun tidur, dengan selang waktu 31 hingga 60 menit.
Setelah melihat fenomena merokok, muncul pertanyaan apa yang mendorong seseorang menjadi perokok dan apa dampak psikologis dari merokok. Tomskin juga mengklasifikasikan jenis perokok menurut ciri psikologisnya, yaitu 4 jenis perilaku merokok, yaitu:
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif, ketika merokok seseorang memiliki perasaan positif, misalnya perilaku perokok hanya berfungsi untuk menambah atau menambah kesenangan yang diterima, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan adalah tipe yang lain. Misalnya, siapa yang tinggal bermain dengan sebatang rokok sebelum menyalakannya.
2. Perilaku merokok dipengaruhi oleh emosi negatif, banyak orang menggunakan rokok untuk meredam emosi negatif, misalnya saat marah, khawatir, khawatir, merokok dianggap sebagai penyelamat.
3. Perilaku merokok adiktif, yaitu tipe perokok yang meningkatkan jumlah tembakau yang dikonsumsi, berkurang setiap saat setelah terpapar tembakau.
4. Perilaku kebiasaan merokok, mereka menggunakan tembakau bukan untuk mengendalikan emosi, tetapi karena sudah benar-benar menjadi kebiasaan. Dapat dikatakan bahwa merokok telah menjadi kebutuhan vital bagi perokok jenis ini.
Bukan hanya sikap dan keinginan psikologis seseorang untuk merokok yang memotivasi seseorang untuk merokok, tetapi ada faktor lain yang menyebabkannya, antara lain:
1. Faktor orang tua Kebanyakan kasus merokok dipengaruhi oleh orang tua karena orang tua merupakan faktor yang dominan dalam membentuk kepribadian anak. Biasanya, keluarga dengan nilai-nilai konservatif, religius, dan sosial mempersulit merokok.
2. Faktor teman, dalam beberapa hal teman berperan penting dalam membuat seseorang merokok, terlalu banyak kebersamaan juga berpengaruh.
3. Faktor kepribadian Seperti yang telah disebutkan di atas, banyak orang yang merokok karena dipengaruhi oleh faktor kepribadian atau pendekatan trial and error ketika mereka merokok.
4. Faktor lingkungan dan periklanan Pepatah lama mengatakan bahwa jika kita menghabiskan waktu dengan pembuat wewangian, baik tembakau maupun faktor lingkungan berperan.
Berbagai pernyataan di atas memunculkan pertanyaan: Apakah merokok itu normal dan personal, atau masih tabu? Mari kita kembali ke diri kita sendiri, apakah merokok bisa ditujukan untuk hal yang positif atau sebaliknya.
dan menemukan orang merokok.
Kerusakan kesehatan akibat merokok sangat besar, namun sayangnya masih banyak orang yang memilih untuk menggunakannya. Kompas mengklaim bahwa ada 400 bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan setiap harinya. Dua di antaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen dari tembakau yang dibakar dapat menyebabkan kanker. Sebatang rokok pada awalnya mengandung 6 hingga 20 mg nikotin, dan meskipun dibutuhkan 15 detik untuk jumlah kecil ini mencapai sistem saraf setelah dinyalakan, hanya 25% nikotin yang masuk ke aliran darah.
Baca Juga
Menurut Silvan Tomsky dalam bukunya “Theoretical Management of Influence”, perokok berat adalah mereka yang merokok lebih dari 31 batang sehari dan merokok setiap lima menit setelah bangun pagi. Perokok merokok 21 hingga 31 batang sehari dengan jeda 6 hingga 30 menit setelah bangun tidur di pagi hari. Perokok sedang mengonsumsi 11 hingga 21 batang sehari setelah bangun tidur, dengan selang waktu 31 hingga 60 menit.
Setelah melihat fenomena merokok, muncul pertanyaan apa yang mendorong seseorang menjadi perokok dan apa dampak psikologis dari merokok. Tomskin juga mengklasifikasikan jenis perokok menurut ciri psikologisnya, yaitu 4 jenis perilaku merokok, yaitu:
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif, ketika merokok seseorang memiliki perasaan positif, misalnya perilaku perokok hanya berfungsi untuk menambah atau menambah kesenangan yang diterima, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan adalah tipe yang lain. Misalnya, siapa yang tinggal bermain dengan sebatang rokok sebelum menyalakannya.
2. Perilaku merokok dipengaruhi oleh emosi negatif, banyak orang menggunakan rokok untuk meredam emosi negatif, misalnya saat marah, khawatir, khawatir, merokok dianggap sebagai penyelamat.
3. Perilaku merokok adiktif, yaitu tipe perokok yang meningkatkan jumlah tembakau yang dikonsumsi, berkurang setiap saat setelah terpapar tembakau.
Bukan hanya sikap dan keinginan psikologis seseorang untuk merokok yang memotivasi seseorang untuk merokok, tetapi ada faktor lain yang menyebabkannya, antara lain:
1. Faktor orang tua Kebanyakan kasus merokok dipengaruhi oleh orang tua karena orang tua merupakan faktor yang dominan dalam membentuk kepribadian anak. Biasanya, keluarga dengan nilai-nilai konservatif, religius, dan sosial mempersulit merokok.
2. Faktor teman, dalam beberapa hal teman berperan penting dalam membuat seseorang merokok, terlalu banyak kebersamaan juga berpengaruh.
3. Faktor kepribadian Seperti yang telah disebutkan di atas, banyak orang yang merokok karena dipengaruhi oleh faktor kepribadian atau pendekatan trial and error ketika mereka merokok.
4. Faktor lingkungan dan periklanan Pepatah lama mengatakan bahwa jika kita menghabiskan waktu dengan pembuat wewangian, baik tembakau maupun faktor lingkungan berperan.
Berbagai pernyataan di atas memunculkan pertanyaan: Apakah merokok itu normal dan personal, atau masih tabu? Mari kita kembali ke diri kita sendiri, apakah merokok bisa ditujukan untuk hal yang positif atau sebaliknya.
0 Response to "Hanya Opini Hendri "Merokok Apaan Nihh???"
Posting Komentar